dokumentasi Training Kader Masjid adalah bukti kebesaran Allah SWT

Kamis, 31 Juli 2008

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa

Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.


Di mata bangsa-bangsa yang pernah menjajah negara kita tercinta ini, para pahlawan kita yang begitu berjasa, hanyalah sekedar kaum pemberontak, pengacau, ekstremis, entah apa lagi. Penjajah memberi berbagai cap negatif untuk mendiskreditkannya, karena dengan adanya perlawanan itu, mau tak mau telah mengganggu kepentingan mereka di tanah jajahan. Maka penjajah itu berusaha menangkisnya dengan berbagai cara, baik dengan senjata, kata-kata dan propaganda. Memberi cap negatif adalah propaganda yang sangat intens dilakukan para penjajah di berbagai pelosok dunia, dari zaman baheula hingga zaman khiwari.

Hal di atas sama persis dengan yang dilakukan para penjajah jaman sekarang, terutama yang saat ini sedang menjajah negara-negara Islam. Begitu ada perlawanan dari bangsa terjajah, maka para penjajah berusaha dengan segala cara memberantasnya, bahkan berusaha mempengaruhi opini dunia agar bersedia untuk membenarkan segala kedzaliman yang mereka lakukan. Tak peduli akibat dari ulah mereka itu akan sangat dahsyat dan fatal. Puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan jutaan nyawa akan mati. Belum lagi kerugian material. Rusaknya peradaban dan kebudayaan. Penduduk yang sebelumnya hidup tentram, sejahtera di tengah anggota keluarga dan handai taulan, tiba-tiba saja harus kehilangan anggota keluarga dan kerabat, mendadak tak punya rumah karena rata dengan tanah, tiba-tiba saja tak ada pekerjaan dan penghasilan karena perekonomian goncang, ibu dan anak-anak tiba-tiba saja menurun kesehatannya karena kekurangan makanan dan gizi, pendidikan tiba-tiba saja terkatung-katung. Kekacauan, pencurian, berbagai kejahatan, tiba-tiba saja merebak, merajalela. Maka hukum rimba pun berlaku...

Menghadapi keadaan yang sangat merugikan lahir bathin ini, sangat wajar bila kemudian bangkit kesadaran dan semangat patriotik melawan penjajahan itu. Kebiadaban demi kebiadaban akan terus terjadi selama penjajah itu belum diusir. Berbagai pernyataan yang dimanipulasi dan pemutar-balikan fakta akan terus dibangun penjajah, "Bahwa kami datang untuk menjalankan misi kemanusiaan yang mulia, bahwa kami telah berkorban mati-matian, baik harta, darah dan nyawa". Namun begitu ada satu saja pasukan penjajah yang mati, maka diberitakan ke seluruh penjuru dunia, seakan-akan nyawa seorang penjajah itu jauh lebih berharga, ketimbang nyawa ribuan atau jutaan yang telah dihilangkan, tak diberitakan dan tak pernah jelas jumlahnya. Biadab .

Nafsu syetani benar-benar telah melingkupi seluruh akal pikiran mereka, tertutup mata hatinya, tak ada rasa haru menyaksikan berbagai kesengsaraan akibat ulahnya . Alih-alih terharu, sudah nyata-nyata terlihat penderitaan yang amat dalam, begitu dikritik, diprotes dan dilawan, maka muncul kalimat-kalimat syetani yang langsung dipropagandakan ke seluruh dunia, "Kami berjuang mati-matian untuk membebaskan negeri ini, mewujudkan sebuah negara yang demokratis, menegakkan HAM, membebaskan nasib wanita yang selama ini terabaikan. Akan kami basmi para ekstremis, kaum radikal, garis keras dan para teroris dari negeri ini !".

Nelangsanya, dalam keadaan yang begitu sengsara, selalu saja muncul para penjilat, pencari kesempatan dalam kesempitan, melacurkan martabat bangsa dan harga dirinya kepada penjajah, musuh dalam selimut bagi bangsa sendiri. Diam-diam para penjilat itu telah menjadi kaki tangan penjajah. Pengkhianat !.

"Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya, dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan" (QS.26:183)

"Dan bila dikatakan kepada mereka 'Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi", maka mereka menjawab 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berbuat kebaikan". (QS.2:11)

Tidak ada komentar: